JUDUL = METODE KONSTRUKSI JEMBATAN RANGKA BAJA
PENGARANG = ASIYANTO
PENERBIT = PENERBIT UNIVERSITAS INDONESIA (UI-PRESS)
DICETAK OLEH = PENERBIT UNIVERSITAS INDONESIA (UI-PRESS)
TAHUN TERBIT = 2005
HALAMAN BUKU =
85 HALAMAN
Jembatan beton adalah bangunan jembatan yang
strukturnya menggunakan material beton bertulang khususnya pada bangunan atas (upper structure).
Dalam hal ini mutu beton
menjadi hal yang sangat penting. Mutu beton dipengaruhi oleh mutu material,
alat, perencanaan campuran, formwork, proses pengecoran, dan pemeliharaan.
Secara umum, fungsi jembatan jenis apa pun sama, yaitu
: Bangunan yang menghubungkan
secara fisik untuk keperluan pelayanan transportasi dari tempat ujung satu ke
ujung lainnya, yang terhalang oleh kondisi alam atau bangunan lain. Secara fisik, fungsi jembatan menghubungkan dua tempat
yang terhalang oleh kedua kondisi, yaitu kondisi alam (seperti sungai, lembah, selat)
dan kondisi bangunan atau jalan yang ada (disebut fly over / viaduct).
PROSES PENGECORAN
¤ Casi
Insitu, bangunan atas jembatan dicor di tempat dengan bantuan perancah
disegala tempat.
¤ Precast,
bagian bangunan atas dicor di lokasi khusus pengecoran, lalu diangkat dan
dipasang pada posisi sesuai gambar desain.
¤ Campuran,
sebagian bangunan atas jembatan dicor dengan sistem precast dan sebagian
dicor di tempat sehingga beton menjadi satu kesatuan struktur, hal ini sistem precast
lebih mendominasi.
FONDASI
Fondasi jembatan terdiri dari dua macam, yaitu fondasi
abutment yang ada di kedua pangkal jembatan dan fondasi pilar di tengah sungai.
Fondasi Abutment
Tergantung kondisi tanah setempat, jenis fondasi dapat
berupa fondasi langsung, bila tanah keras letaknya dangkal, atau fondasi
sumuran bila letak lapisan tanah keras tidak terlalu dalam. Dan bila letak
lapisan tanah keras sangat dalam, maka fondasi menggunakan fondasi dalam, yaitu
fondasi tiang.
Timbunan Oprit
Bila abutment telah selesai dilaksanakan, baik dengan
fondasi sumuran maupun fondasi tiang, sebaiknya timbunan oprit segera
dilaksanakan tujuannya agar leluasa dipergunakan sebagai areal kerja
mempersiapkan bangunan atasnya. Pekerja timbunan harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan penimbunan tanah, yaitu dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan
sesuai syarat. Daerah oprit tersebut dapat dilakukan perkerasan sesuai dengan kebutuhan
kerja untuk bangunan atasnya.
Fondasi pilar
Pada umumnya menggunakan tiang. Ada pertimbangan bahwa
bangunan akan tetap aman seandainya terjadi degredasi dasar sungai oleh sebab
apa pun. Dalam pelaksanaan dibutuhkan pembuatan pile cap di atas muka air terendah. Fondasi tiang dapat
dilaksanakan dengan tiang pancang maupun tiang bor, tergantung kondisi tanah
setempat. Pada umumnya bila kondisi tanah keras, digunakan fondasi tiang bor.
BANGUNAN ATAS
Ø
Metode Dasar
Secara prinsip metode pemasangan bangunan atas
jembatan beton sama dengan jembatan rangka baja, yaitu melalui cara cara
sebagai berikut:
Sistem Perancah (Falsework)
Balok jembatan dicor (cast insitu) atau dipasang (precast)
di atas landasan yang didukung sepenuhnya, kemudian setelah selesai diperancah dibongkar.
Sistem
Kantilever (Balance Cantilever)
Balok jembatan
dicor atau dipasang, segmen demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar
saling mengimbangi.
Sistem
Peluncuran (Launching)
Pada sistem ini
balok jembatan dicor di salah satu sisi jembatan, kemudian diluncurkan dengan
cara ditarik/didorong hingga mencapai sisi lain jembatan.
Ø Pemilihan Metode
Dari berbagai sistem
yang telah diuraikan perlu dipilih cara yang paling menguntungkan atau paling
memungkinkan untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan. Sistem apa pun
yang akan dipilih harus sudah memikirkan pengaruh-pengaruh yang ada, terhadap kondisi
lingkungan dan kondisi desain jembatan tersebut. Apa pun metode yang akan dipilih,
diperlukan persiapan yang masak sebelum pekerjaan dimulai. Hal ini penting
sekali, untuk menghindari terhentinya pekerjaan di tengah-tengah kegiatan yang
sedang berlangsung yang dapat mengundang risiko tinggi.
JEMBATAN
LENGKUNG BETON
Jembatan lengkung beton di dalam penampilan tampak
indah, anggun, dan memiliki daya tarik estetis. Dahulu, sebelum teknologi beton
prestressed
dikembangkan, jembatan lengkung (arch bridges) selalu dipilih untuk
bentang panjang dengan mengambil keuntungan timbulnya gaya tekan pada lengkung
(arch
rib).
Struktur Arch Bridge terdiri dari:
1. Arch
Rib
(balok lengkung) = bagian terpenting, karena seluruh
beban di sepanjang bentang jembatan dipikul olehnya.
2. Pier (column) = yang berdiri sebelum dan sesudah
lengkung (di luar lengkung),berfungsi menyangga deck langsung ke tebing.
3. Deck
Girder = dapat dipasang dengan cara launching
melalui pier dan column yang ada.
Metode
pelaksanaan Arch Rib
Di sini ditekankan pada metode pelaksanaan balok
lengkung beton yang merupakan bagian paling penting. Sebelum pelaksanaan balok
lengkung, didahului dengan pelaksanaan :
·
Abutment kedua sisi
·
Approached pier di kanan kiri lengkung
·
Fondasi kedua sisi
·
Deck girder sampai dengan pier di kanan
kiri lengkung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar